VIP STATS

Selasa, 25 Oktober 2011

BIAKAN KONTAM: UJIAN MIKDAS MENGONTAMINASI OTAK SAYA


What the hell is wrong with Basic Microbiology exam???
Hari Senin yang seharusnya indah telah dinodai oleh ujian MikDas(Mikrobiologi Dasar) yang kebusukannya mencapai tingkat dewa. Padahal hari itu sudah diawali dengan memori belajar bersama Asep dan Farid di hari sebelumnya yang menurut saya merupakan pertanda baik untuk ujian BioFisUm(Biofisika Umum) pada hari Senin. Ternyata benar! Ujian Biofisum hari senin itu benar – benar surga bagi saya. Kenapa? Pertama, karena saya suka fisika. Entah kenapa sejak masuk dunia perkuliahan dan merasakan fisika dasar TPB yang jauh lebih baik daripada fisika di SMA, saya seketika langsung jatuh cintadengan fisika. Dan bagi saya sekarang, fisika itu menyenangkan.dan itu merupakan alasan kedua saya sehingga saya dapat mengerjakan soal ujian Biofisum dengan hati gembirajika dibandingkan dengan mengerjakan soal ujian lain. Alas an yang ketiga adalah karena saya Alhamdulillah menguasai materi UTS Biofisum. Bahkan saya diminta mambantu Asep dan Farid belajar di hari sebelumnya. Hah~~ benar – benar menyenangkan.
Kebahagiaan dan kebaikan hari senin itu tidak berhenti sampai di sini. Dilanjutkan dengan Panji yang tiba – tiba menraktir saya makan di kantin langganan Dolphin (FPIK). Saya yang awalnya merana karena tak bawa uang akhirnya bisa kenyang juga. Benar kata pepatah, kau tak akan lapar selama kau punya teman (pepatah karangan sendiri,heheh).
Tapi ternyata aura – aura busuk dari Mikdas mulai manghantui kebahagiaan hari senin ini. Dimulai dengan belajar di perpus yang sedikitpun tak nyangkut di otak saya. Saya sudah menduga kalau ini merupakan pertanda buruk saat ujian nanti. Ternyata hipotesis saya sedikit banyak terbukti dengan dilanjutkannya kebusukan Mikdas saat ujian. Saat itu merupakan puncak dari kebusukan hari iniyang tentu saja dengan mudah menghapus memori indah yang sudah tecetak sejak pagi. Bagaimana tidak? Walaupun posisi duduk sudah diatur, dengan Uchin (dewa mikrob) duduk di depan saya, saya tetap tak bisa berkutik. Ini dikarenakan para pengawas (sebut saja Biksu Tong dan Pengikutnya) mengawasi dengan keketatan tingkat dewa. Dan sang Biksu selalu saja mendengar dan melihat gerak – gerik kami sekecil apapun. Dia bagaikan punya telinga neraka dan mata sharingan Uchiha yang terus menerus beroperasi. So, kerena tak mau mengambil banyak resiko saya terpaksa ‘bunuh diri’ dengan coba – coba mengerjakan semua soal ujian sendiri. Padahal kemungkinan saya bisa mengerjakan dan menjawab soal itu hanya sebesar mikroba, sangat sangat kecil. Jadi dengan PDnya saya memaksa otak saya untuk bekerja beyond it’s limit. Dan apapun hasilnya nanti, saya benar – benar pasrah. Ya Allah berikan kejutan terbaikMu pada hambaMu ini. Apapun itu saya terima dengan ikhlas.
*maaf dan terima kasih kepada orang – orang yang namanya saya cantumkan tanpa izin resmi*
*ditulis dengan aura suram yang menggantung di sekitar penulis*

1 komentar:

  1. hahaha ... si pengawas berkepala mercusuar dan pengikut nya dari Timur ...

    BalasHapus