Acara besar FMIPA yaitu pesta sains nasional pun
dimulai. Rangkaian acara ini terdiri dari lomba – lomba yang diadakan oleh ke
delapan departemen yang pesertanya merupakan anak – anak SMA dari seluruh
Indonesia.
Untuk tahun ini ada lebih dari 1600 peserta dari Aceh sampai Manado. Departemen biokimia juga menyelenggarajan lomba dengan judul LKIP (Lomba Karya Ilmiah Populer). Seperti judulnya, peserta sebelumnya mengirimkan berkas karya tulis mereka yang kemudia akan diseleksi dan dipilih 15 besar yang akan berlomba dan presentasi pada hari H. saya sebagai mahasiswa biokimia tidak mau ketinggalan dan ingin berkontribusi langsung pada lomba tersebut. Alhamdulillah saya diterima di divisi konsumsi yang diketuai kak lili biokimia 46. Tapi sayangnya saya ditarik (dibuang?) ke konsumsi pusat (PSN) untuk membantu di sana.
Untuk tahun ini ada lebih dari 1600 peserta dari Aceh sampai Manado. Departemen biokimia juga menyelenggarajan lomba dengan judul LKIP (Lomba Karya Ilmiah Populer). Seperti judulnya, peserta sebelumnya mengirimkan berkas karya tulis mereka yang kemudia akan diseleksi dan dipilih 15 besar yang akan berlomba dan presentasi pada hari H. saya sebagai mahasiswa biokimia tidak mau ketinggalan dan ingin berkontribusi langsung pada lomba tersebut. Alhamdulillah saya diterima di divisi konsumsi yang diketuai kak lili biokimia 46. Tapi sayangnya saya ditarik (dibuang?) ke konsumsi pusat (PSN) untuk membantu di sana.
Hari pertama pun dimulai. Banyak orang yang menduga
divisi konsumsi itu divisi gabut. Tetapi tahukah kalian, kami tidak hanya
mengurus konsumsi tetapi juga merangkap sebagai logstran yang harus mengangkat
makan siang berkantong - kantong dan air mineral botol berkardus – kardus.
Tidak hanya itu, kami juga bekerja sebagai divisi kebersihan karena tidak
mungkin kan kami membiarkan ruangan GWW kotor setelah makan. Memang sih setelah
pembagian makan siang divisi konsumsi pusat agak gabut. Karena itulah saya
langsung ‘kabur’ ke divisi konsumsi sub (LKIP). Lumayan, di sana tenaga saya
dibutuhkan.
Setelah acara hari ini selesai dan menerima kaos PSN
dan batik LKIP, saya pun pulang. Tapi saat akan membuka pinti kamar yang
terkunci, betapa kagetnya saya karena kunci kamar saya tak ditemukan di
manapun. Saya curiga kunci itu jatuh saat saya ganti rok di ruang sidang FPIK.
Jadilah saya meminta bantuan hendrik dan reza (saudara se-omda saya) untuk
membobol pintu. Mereka pun datang ke kosan saya. Sayangnya rencana pembobolan
kunci tidak berhasil. Reza menyuruh saya pergi ke rumah ibu kosnya saja.
Dan mengapa oh mengapa, tepat setelah mereka kembali
ke kosannya, hujan deras pun turun. Saya langsung sms hendrik dan reza apakah
mereka berkenan mengantar saya ke rumah ibu kos yang ternyata ada di cikaret
saat hujan seperti ini. Reza tak bisa karena dia agak sakit, sedangkan hendrik
dengan baik hatinya manyanggupi untuk mengantar saya.
Setelah magrib saya pun pergi ke kosan hendrik.
Sebenarnya saya ingin menunggu agar hujan sedikit reda, tapi hendrik bilang tak
usah dan langsung berangkat saja memakai motor reza dan jas hujan serta helm
pinjaman saudara – saudara se-omda. Jadilah kami hujan – hujanan berdua sambil
menelusuri dan mengikuti angkot ke arah cikaret (maklum kami berdua tak tahu di
mana itu cikaret). Dengan hebatnya hendrik langsung menemukan alamat rumah ibu
kos tanpa tersesat (that’s freaking cool!). di sana kami disuguhi bandrek dan
dibekali roti marie yang benar – benar berharga di saat perut lapar. Tak lupa
kunci kamar saya sudah di tangan. Sungguh sebuah perjuangan hanya demi sebuah
kunci kamar. Dan saya sangat berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu saya, reza dengan pinjaman motornya dan hendrik yang dengan sukarela
mengantar saya walaupun hujan deras menghadang. Terima kasih banyak. Maaf tidak
bisa membalas jasa kalian.
*gara –gara ini juga saya tidak bisa ikut melihat
gladi resik akustik dan boyband sebagai pengisi acara LKIP tanggal 12 november
2011*
*mohon maaf sebesar – besarnya untuk orang yang saya
sebut namanya tanpa izin resmi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar