Idul adha ya..
Meskipun tak seindah saat merayakan bersama keluarga
tetapi saya senang karena ditemani dengan kawan – kawan seperjuangan yang
'beruntung' merayakan hari istimewa ini di tanah rantau
jauh dari rumah.
Sempat meneteskan airmata saat menonton film Emak Naik Haji
atau apalah itu judulnya (maaf saya lupa). Bagaimana tidak.. Saya merasa cita
– cita saya yang saya anggap keren dan mulia ternyata bukan apa – apanya dengan
cita – cita seorang anak yang ingin membahagiakan orang tuanya dengan apa saja
yang ada di dirinya penglihatan mulai sedikit kabur karena air mata saat
menulis ini,heh).
Tak ada rasa apa – apa, semacam sedih dan kesepian, bahkan setelah
sholat idul adha selesai dan saya kembali ke kosan. Saya anggap ini memang
sudah menjadi suatu kebiasaan yang harus dijalani mahasiswa perantauan seperti
saya. Tak bisa berkumpul bersama keluarga saat hari raya idul adha karena hari
libur tak lebih dari satu hari. Tetapi setelah menonton film itu, saya berpikir
ulang tentang kekuatan dan ketegaran saya. Saya merasa ketegaran yang selama
ini saya pertontonkan di hadapan orang lain hanyalah sebuah akting dan tameng
bagi saya untuk bertahan hidup. Tapi nyatanya, jauh di dalam hati saya masih
tersimpan ketakutan seorang anak dan ketakberdayaan seorang wanita yang dapat muncul
kapan saja. Tak peduli seberapa kuat dinding yang saya bangun, perasaan itu
selalu muncul saat saya sendiri. Makanya saya suka keramaian dan kumpul bersama
orang lain agar saya tak sendiri dan perasaan semacam itu tak sering muncul.
Itu hanya akan membuat saya lemah.
Cukup sampai di sini analisis perasaan saya.
REFRESHMENT
Berikut adalah cerita saya dan teman - teman saya saat menghabiskan waktu liburan yang tak seberapa ini di tanah rantau bernama Bogor.
Kebosanan saya berakhir karena ada yang mengajak ke Kebun Raya Bogor.
Jadilah jam 10.00 WIB kami (saya, emmy, uchin, farid, dan nindy yang disusul
Capri) pergi ke sana. Beruntunglah diri kami, karena berkat Capri, kami dapat
masuk dengan gratis. Kata dia, ada kenalannya yang bekerja di KRB (dahsyatnya
jejaring social).
Karena sudah terlalu lapar, kami memutuskan untuk keluar setelah mengelilingi
dan mengunjungi beberapa tempat (danau dan taman tanpa nama, singgah di masjid
untuk sholat, rumah anggrek, dan jembatan gantung). Dari jalan – jalan ini
banyak sekali misteri yang terkuak tentang teman – teman saya. Ada yang phobia
ketinggian sehingga harus dipegangi saat menyeberang jembatan gantung. Ada yang
terobsesi dengan bunga hingga kami harus menunggu lama karena dia ‘galau’
apakah harus membeli bunga anggrek atau tidak (walaupun endingnya dia jadi
membeli), dan banyak misteri tak terungkap lainnya.
Dilanjutkan perjalanan mencari tempat makan, yang dengan hebatnya
memilih Food court BTM sebagai tujuan kuliner kami. Karena lelah yang sudah tak
dapat ditahan lagi, setelah makan kami memutuskan untuk pulang dan
mengistirahatkan tubuh kami untuk menyambut work-day yang bakal lebih berat.
Kesimpulan dari perjalanan ini adalah uang kami habis hanya untuk makan. Benar
– benar.
*setelah melakukan perenungan yang panjang di kamar mandi, saya
memutuskan untuk membuat semi-fanfic bersambung. Jadi jika ada kesamaan nama,
tempat, kejadian, dan waktu, mohon maklum. Namanya juga fanfic.. heh~*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar